Sebagai mahasiswi jurusan psikologi, saya sering
tergelitik ketika ada yang bertanya tentang prodi (program studi) saya, kemudian saya jawab dan
mendapat tanggapan, “wah bisa baca karakter orang dong. Coba sih, saya ini
gimana orangnya?” atau, “Mbak dukun dong!” yang terakhir ini bikin saya tertawa
tapi juga rasanya seperti dicubit kecil.
Yah saya nggak
tahu niatnya guyonan atau ingin
mengetes sejauh mana saya mendalami ilmu psikologi, sejauh mana saya fokus sama
kuliah saya. Entahlah. Tapi yang saya tahu (dan saya simpulkan) dari banyaknya
respon yang nyaris sama, orang-orang awam mengira psikologi itu adalah ilmu
penerawangan.
disini saya mencoba memberikan sedikit gambaran tentang psikologi, khususnya psikologi klinis berdasarkan pertanyaan-pertanyaan, hasil diskusi, dan hasil perkuliahan selama ini (khususnya psikologi klinis yang baru saya ambil di satu semester ini :p)
Q: Nah jadi, apa sih psikologi itu? Apa pula
psikologi klinis?
Sejak saya masuk jurusan psikologi empat tahun lalu,
saya juga bertanya dan sering mendapatkan pertanyaan serupa.
Dari yang saya dapat selama kuliah empat tahun, pada
dasarnya psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena psikologi
merupakan gabungan dari kata psyche
dan logos. Psyche artinya jiwa, dan logos
adalah ilmu. Gampangnya, psikologi adalah ilmu tentang jiwa.
Jiwa.
Q: Bukankah jiwa itu terlalu abstrak?
Ya, memang. Maka dari itu, ‘bentuk’ dari jiwa yang
dimaksud adalah perilaku tampak. Perilaku yang kita lakukan, yang terlihat dan
dapat diamati itulah obyek kajian psikologi. Mengapa demikian, karena perilaku
tampak itu sebenarnya menggambarkan kondisi jiwa (atau, haruskah kita sebut
mental?). Kenapa orang memilih menyendiri di keramaian? Kenapa kinerja A
menurun? Kenapa anak A selalu menangis ketika ditinggal ibunya walau hanya
sebentar ?
Q: Apakah kemudian ada spesifikasi di dalam
psikologi? Apakah terbagi lagi ke sub-sub kajian?
Ya, psikologi kajiannya cukup luas. Psikologi klinis,
industri organisasi, sosial, dan pendidikan & perkembangan merupakan major field di psikologi. Masing-masing
memiliki fokus kajian dan tujuan tertentu.
Q: Apa itu psikologi klinis? Apa bedanya dengan
psikiatri?
Ya. Banyak juga yang menganggap psikologi (psikolog)
sama dengan psikiatri (psikiater), terutama klinis karena yang publik tahu,
psikolog (terutama psikolog klinis) bekerja di RSJ dan pelayanan kesehatan
mental. Memang banyak kasus seperti itu, namun pekerjaan seorang psikolog
klinis dan psikiater jelas sekali berbeda. Psikiater adalah dokter. Mereka
berwenang memberikan resep obat untuk intervensi atau treatment kepada pasien. Kami, para (saya: calon) psikolog tidak
memberikan obat kepada klien. Menyebut orang yang datang untuk berkonsultasi pun
berbeda. Psikiater menerima pasien, psikolog menerima klien. Psikolog bebas
bekerja dimanapun selama melakukan asesmen dan intervensi sesuai kode etik yang
berlaku. Sekarang, pengertian psikologi klinis itu sendiri yang akan dibahas
lebih dulu.
Menurut Phares (1992), psikologi
klinis adalah bidang kajian
psikologi yang membahas tentang diagnosis dan penyembuhan masalah atau gangguan
psikologis atau tingkah laku abnormal. Kemudian oleh APA (Asosiasi Psikologi
Amerika, 2012), pengertian psikologi menurut Phares disempurnakan dengan
menambahkan “terdiri dari asesmen atau psikodiagnostik dan terapi atas masalah
psikologis, termasuk gangguan penyesuaian diri atau perilaku abnormal”.
Nah, dari dua paparan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa psikologi klinis merupakan cabang ilmu psikologi yang mempelajari tentang
kesehatan mental, termasuk gangguan (disorder)
dan abnormalitas, asesmen (diagnosa), serta penangannya (intervensi).
Q: Apa saja yang dilakukan di dalam psikologi
klinis? (peranan psikologi klinis)
Seperti yang sudah disinggung di pengertian tentang
psikologi klinis, yang dipelajari dan dilakukan adalah mengkaji ilmu tentang
abnormalitas, melakukan asesmen atau psikodiagnostik, dan menanganinya melalui
intervensi atau treatment.
1.
Asesmen: Proses yang dilakukan
oleh psikolog klinis dalam memperoleh pemahaman mengenai kebutuhan klien untuk
membuat keputusan-keputusan (Korchin,
1976). Termasuk di dalam asesmen antara lain: obswan (oservasi dan wawancara),
tes psikologi, dan life record. Asesmen
ini disebut juga dengan psikodiagnostik, yaitu metode sistematis yang digunakan
untuk mengungkap kondisi mental seseorang agar mendapatkan penanganan yang
sesuai. Untuk menegakkan diagnosa, psikolog menggunakan panduan tertulis
sebagai kiblat penegakan diagnosa, yaitu DSM (Diagnostical and Statistical Manual of
Mental Disorder, dari APA), PPDGJ (Pedoman dan Panduan Diagnostik Gangguan Jiwa
untuk di Indonesia), dan atau ICD 10 dari Eropa.
2. Intervensi atau treatment adalah sebuah usaha yang
dilakukan seorang ahli (dalam hal ini adalah psikolog) untuk mencegah,
mengurangi dan menangani gejala-gejala abnormalitas atau gangguan (disorder) psikologis kepada seorang
klien. Intinya, intervensi atau treatment
adalah metode penanganan gangguan psikologis. Sebenarnya bukan hanya gangguan
psikologis, intervensi juga bisa dilakukan guna meningkatkan atau memaksimalkan
potensi diri.
Setelah melakukan asesmen dan intervensi, tugas
seorang psikolog klinis adalah evaluasi. Mengevaluasi seluruh rangkaian
kegiatan dapat membantu psikolog berbenah menjadi lebih baik dan berhati-hati
dalam menangani klien. Evaluasi juga memungkinkan seorang profesional menemukan
penemuan baru di dalam proses asesmen dan intervensi tersebut.
Selain hal-hal tersebut, psikologi klinis juga
melayani konsultasi dan administrasi di layanan kesehatan dan RSJ. Sepengetahuan
saya, untuk sarjana psikologi (jenjang S1), wewenang yang dimiliki adalah
administrasi keperluan asesmen dan konsultasi. Sedangkan wewenang untuk terapi
(psikoterapi) dilakukan jika sudah menjadi psikolog (jenjang pasca sarjana atau
profesi). Psikolog juga bertugas mendampingi psikiater dalam menangani pasien.
Psikologi klinis juga memiliki peran di bidang ilmu pengetahuan, antara lain
penelitian dan pengajaran (menjadi dosen, atau pemberi materi di
seminar-seminar, dan lain-lain).
Q: Apa uniknya psikologi klinis
dengan psikologi yang lain?
Fokus di setiap setting
yang berbeda. Psikologi, secara kesuluruhan melakukan asesmen dan intervensi,
namun yang menjadi fokus asesmen dan intervensi adalah hal yang berbeda.
Psikologi pendidikan misalnya, khusus mengases dan mengintervensi di sektor
pendidikan atau sekolah. Subyeknya tentu saja sekolah, murid, guru, kepala
sekolah dan juga... kurikulum. Murid dengan gangguan belajar, misalnya.
Sedangkan psikologi klinis lebih berfokus kepada kesehatan mental, pencegahan gangguan mental dan penanganannya.
Walaupun berbeda fokus, namun peran psikologi klinis
‘diadaptasi’ di setiap setting untuk melakukan asesmen dan intervensi. Seperti
yang telah dicontohkan di atas, peran klinis di setting pendidikan. Lagi, di
Psikologi Industri Organisasi misalnya, melakukan konsultasi dengan karyawan
yang kinerjanya menurun, atau melakukan asesmen berupa tes psikologi kepada
calon karyawan merupakan bentuk ‘adaptasi’ peran psikologi klinis.
Kurang lebih begitulah gambaran mendasar - benar-benar mendasar - tentang psikologi
klinis. Semoga apa yang sedikit ini bisa memberikan pemahaman yang lebih jelas
tentang psikologi klinis.
Saya akan sangat berterima kasih jika ada kritik
atau saran demi memberikan tulisan dan pengetahuan yang lebih baik lagi.
Silahkan, jika ada kritik dan saran atau pertanyaan seputar bidang-bidang
psikologi, boleh meninggalkannya di kotak komentar. Terima kasih.
daftar pustaka:
http://psychology.about.com/od/psychotherapy/f/psychvspsych.htm
http://www.psychiatry.org/medical-students/what-is-a-psychiatrist
bahan ajar psikologi klinis
Korchin, S.J. 1976. Modern Clinical Psychology. New York: Basic Book Inc