Selasa, 19 Juni 2012

Job Design

Berikut adalah sekilas info tentang Job Design atau desain pekerjaan, yang diambil dari tugas paper menjelang ujian akhir semester genap 2012. Job Design ini sendiri merupakan materi dalam Asas-asas Manajemen.

dilihat dari judulnya: Job Design, hampir dari kita semua pasti langsung membayangkan yang namanya desain suatu pekerjaan. Yap, memang itu maksudnya. Tapi, desain yang seperti apa?

Job Design, dalam essentials of management dideskripsikan sebagai sebuah proses yang menampilkan tanggung jawab kerja dan tugas, serta mendeskripsikan bagaimana mereka (tugas-tugas dan pekerjaan) dikerjakan.
Job design is a process of laying out job responsibilities and duties, and describing how they are to be performed. - essentials of management, DuBrin-
 jadi, cukup jelas bahwa desain pekerjaan mengatur apa-apa yang ada di dalam pekerjaan itu, termasuk di dalamnya tugas apa, siapa yang mengerjakan, bagaimana tanggung jawab kerja dan tugasnya, kapan dilakukan dan kapan berhenti, berapa kali tugas tersebut dilakukan, serta cara tugas-tugas tersebut dikerjakan.

keberadaan Job Design sendiri sangat penting bagi suatu perusahaan atau organisasi. Kenapa? karena Job Design membantu mencapai tujuan perusahaan/organisasi tersebut. Kenapa membantu mencapai tujuan? Karena setiap pekerjaan mempunyai desain pekerjaannya sendiri, yang berfungsi sebagai 'penunjuk-arah' dalam melakukan pekerjaan tersebut. Boleh dikatakan job design berperan sebagai organizer yang 'menggerakkan' sebuah perusahaan/organisasi.

terdapat 4 pendekatan dalam membuat sebuah job design, yaitu: pendekatan motivasional, mechanistic, biologis, dan motor/perseptual.

  1. Motivasional Approach; menekankan pada aspek motivasi pekerja. Bagaimana cara memotivasi pekerja. Membuat pekerjaan tersebut lebih menantang atau tidak akan berpengaruh pada tingkat motivasi dan rasa tanggung jawab pekerja. Semakin menantang memiliki kecenderungan semakin termotivasi. Jadi suatu pekerjaan dibuat sedemikian rupa sehingga pekerja termotivasi hanya dengan mengerjakan pekerjaannya tersebut. Contohnya dalam pendekatan motivasional salah satunya adalah job enrichment, dimana memperluas pekerjaan dan tanggungjawab kerja.
  2. Mechanistic Approach; pendekatan ini menekankan kepada efisiensi total dalam melakukan pekerjaan dan memiliki hubungan yang erat dengan spesialisasi kerja (job specialization).
  3. Biological Approach; berhubungan dengan ergonomis, yaitu interaksi antara manusia dan alat-alat yang terlibat dalam pekerjaan itu. Pendekatan ini menekankan pada kenyamanan dan keselamatan bekerja.
  4. Motor/Perseptual Approach; menekankan pada kemampuan (ability) pekerja terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Berhubungan dengan kemampuan motor dan perseptual pekerja.
Seorang manajer dapat menggabungkan keempat pendekatan di atas untuk membuat sebuah job design untuk menciptakan sebuah pekerjaan yang produktif dan memuaskan. Namun sebelum membuatnya, manajer dan HRD harus membuat job description atau deskripsi pekerjaan terlebih dahulu. Job description, yang selanjutnya disingkat menjadi job desc, adalah sebuah pernyataan tertulis tentang kunci tugas dan diikuti dengan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan tersebut secara efektif.

Selain job desc dan keempat pendekatan di atas, terdapat pula job specialization. Job specialization atau spesialisasi pekerjaan, seperti yang telah disinggung di atas memiliki kaitan erat dengan pendekatan mechanistic. hal ini dikarenakan spesialisasi kerja merupakan sebuah tingkatan dimana seorang pekerja (job holder) hanya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu, yang berhubungan dengan keahliannya tentu saja. Misal, divisi sarana dan prasarana dalam sebuah organisasi hanya melakukan tugas-tugas terkait dengan divisinya itu saja. Karena ia sudah ahli dan terbiasa dengan urusan sarana prasarana, maka kerjanya akan lebih efektif. Lain halnya apabila ia mengerjakan hal lain, hasilnya mungkin akan kurang efektif.

Kelebihan dari spesialisasi kerja adalah meningkatkan rasa PD pekerja karena ia memiliki pengetahuan dan spesialisasi dalam pekerjaannya sehingga yakin akan apa yang dikerjakan, dan tidak membutuhkan banyak training atau pelatihan lagi. Sedangkan kekurangannya, antara lain, kurangnya koordinasi antar bagian dan rawan mengalami kejenuhan karena mengulang-ulang pekerjaan yang sama.

Selain berhubungan dengan mechanistic approach, spesialisasi kerja juga berkaitan dengan otomasi (automation). Otomasi berhubungan dengan hal-hal yang berbau mesin. Dalam konteks ini, kita berbicara tentang alat-alat canggih seperti komputer, mesin, dan alat-alat lain yang bersifat otomatis untuk membantu pekerjaan dan menggantikan tenaga manual atau manusia. Otomasi digunakan untuk mengefisiensikan waktu dan pekerjaan itu sendiri.